Selasa Sejarah Balecatur (4 Juli 2023)

Proses penggabungan kalurahan yang dikenal dengan istilah Blengketan tersebut baru selesai dan ditetapkan berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 tahun 1948 tertanggal 19 April 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kalurahan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta.

4 kalurahan yang membentuk Balecatur adalah sebagai berikut:

1. Kalurahan Gamol meliputi Gamol, Ngaran, sebagianPereng Kembang, Pereng Dawe, sebagian Jatisawit dan Sumber Gamol. lurah Gamol bernama Djoyo Hartono.

2. Kalurahan Sumber meliputi Sumber, Kluwih, Nyamplung Lor, sebagian Pasekan (Ngrau), dan sebagian Sumber Gamol. Lurah Sumber bernama Prawiro Wigenyo.

3. Kalurahan Pasekan meliputi sebagian Pasekan Lor dan Nyamplung Lor, Pasekan Kidul, Nyamplung Kidul, Gejawan Kulon, Gejawan Wetan. Lurah Pasekan bernama Djiwo Warsito.

4. Kalurahan Jitengan, meliputi Jitengan, sebagian Pereng Kembang, Temuwuh Lor, Temuwuh Kidul, sebagian Jatisawit dan Sembung. Lurah Jitengan adalah Karto Wihardjo.

Lurah Pertama Balecatur bernama Karto Wihardjo yang menjabat pada periode 1946-1950.

Balecatur merupakan gabungan dari dua kata; Bale (Jw) yang berarti tempat dan Catur (Jawa) yang berarti empat. Balecatur berarti sebagai empat kalurahan yang bergabung menjadi satu.

Sebagai upaya untuk mengingat asal muasal dan mula berdirinya Kalurahan Balecatur, maka dirumuskan dalam bentuk Dwaja/Bendera kebesaran seperti tampak dalam slide 4.

Empat mata tombak dengan warna berbeda yang ditempatkan pada empat arah mata angin melambangkan empat kalurahan lama yang membentuk Kalurahan Balecatur, dan bulatan kecil berjumlah 18 melambangkan jumlah padukuhan yang ada di Balecatur.

Simbol di tengah adalah Aksara Jawa Ba Murda yang melambangkan pelafalan Balecatur.

Pusat-pusat kegiatan masyarakat banyak berdiri di wilayah Kalurahan Balecatur yang berupa pasar, pabrik, rumah makan, fasilitas kesehatan, olahraga, resort/Hotel dan fasilitas pendidikan